Tuesday, December 18, 2007

DENI

judulnya DENI, tulisan Eddy Roesdiono yang pernah dimuat bersambung di harian Jawa Pos.
udah lama banged, waktu aku masih SMP. tahun 1991-an gitu deh..
bahan obrolan sama temen2 waktu berbaris mau masuk kelas.. haha...

ceritanya tentang anak2 kelas 3C, SMP Harum Bunga Bangsa. ada 2 kelompok remaja bandel yang kerjaannya bolos dan berantem melulu.
kelompok deni [cewe] beranggotakan joane de karl [bule belanda yang kebingungan menyebut nama penyanyi ketika ayahnya menyuruhnya membeli kaset, Koes Endang Hetty, Hetty Koes Endang, Endang Koes Hetty, atau Etty Koes Hendang?], ida bagus, paul dan ming sen kam [nama aslinya achmadi], yang sederhana dan biasa2 aja tapi ngocol2 dan becanda melulu..

dan kelompok marhadi yang beranggotakan novita [genit dan hobby dandan], rudi [yang sebenernya ga suka musuhan sama deni], norma, dan sri.
marhadi yang kaya raya, ibaratnya boss kecil yang bisa ngelakuin apa aja pake duit. mulai dari memfitnah deni, nyopotin koleksi stiker di tas-nya ida bagus, ngempesin ban sepeda joane, dan ngirim bangkai tikus buat ida bagus dan ming sen kam.

lalu ada guru baru yang jadi wali kelas mereka, bu emi, yang berusaha mendamaikan kedua kelompok tukang tawuran ini. dengan alasan akan mengikutkan mereka ke lomba penulisan tentang alam dan lingkungan, bu emi membawa mereka ke kaki pegunungan tengger tak jauh dari perbatasan kab. lumajang dan probolinggo, tepatnya di desa wonoasrep, 6 km arah selatan kota malang.
di desa tanpa listrik yang penuh ladang kubis inilah banyak banged kejadian2 lucu..

kelompok deni dan marhadi saling sibuk ngerjain satu sama laen. mulai dari sayur asem yang rasanya kayak air comberan, ikan asin yang alot karena setengah matang, sampe novita yang ketakutan karena bertemu hantu dikamar mandi, yang tak lain adalah taplak putih dan sapu ijuk yang dipasang deni menyerupai hantu.. :D
itupun masih ditambah dengan guyuran air dari ember yang dipasang diatas pintu kamar mandi.
gara2nya sih novita sengaja nyolong selimut joane waktu joane sudah tidur...

sampai suatu saat mereka terjebak di gua dalam bukit. mau ngga mau mereka saling tolong menolong dan berusaha lepas dari kejaran pak mul yang brewok dan menakutkan, yang siap dengan senapan berpeluru.

bagian akhir cerita ini mirip cerita detektif. pak pardi, buruh pemetik kebun kubis yang [pura2] budeg itu ternyata seorang polisi. begitu juga dengan Oom Gun yang baik, yang mau menukar nasi dan ikan asin deni dengan bekal miliknya, yang [ngakunya] sedang berlibur ke desa wonoasrep.

endingnya sedikit mengharukan. gua dalam bukit itu ternyata tempat mencetak uang palsu. dan laki2 yang selalu dipanggil 'boss', tak lain adalah ayah deni. sebagai permohonan maaf dan bentuk penyesalan ayah deni, dia minta deni yang melingkarkan borgol ditangannya.

malam itu, ditengah hujan deras, ayah deni menceritakan satu hal penting yang selama ini ayah dan ibu deni rahasiakan, yaitu bahwa ayah deni ternyata bukan ayah kandungnya. akhirnya -sambil menangis- deni mau melakukannya. lalu ia pingsan.

usaha bu emi akhirnya berhasil. kedua kelompok ini bahkan jadi sahabat.
deni yang berubah murung setelah kejadian di wonoasrep, kembali bersemangat ketika tau bahwa ternyata 'Oom Gun yang baik' adalah ayah kandungnya...

cerita ini ditutup dengan rencana pertemuan bu emi, deni dan kesembilan sahabatnya dengan Oom Gun di alun2 kota malang.
novita hampir saja ketinggalan rombongan ketika ia sibuk marah2 gara2 botol semprot yang dia kira pewangi rambut tapi ternyata obat pembasmi serangga itu, sudah terlanjur disemprotkan ke rambutnya.. :D


...
.........

ga tau knapa, aku cinta banged sama cerita ini..
mungkin karena waktu itu juga masih SMP dan ngeliat kebandelan2 mereka terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari2..
jadi kalo pagi selalu menunggu koran pagi Jawa Pos diselipkan tukang koran dibawah pintu ruang tamu..
dan waktu hijrah ke surabaya, guntingan koran yg tertempel rapi [walopun ada bbrp episode yang ilang] ini juga ikut dibawa bersama dengan barang2 yang laennya.. haha..

kangen baca cerita ringan dan menghibur kayak gini...